Minggu, 03 Januari 2010

Pengantar Pendidikan(UTS International Class of Physics)

1. Ada empat dimensi hakikat manusia yaitu dimensi keindividualan, dimensi kesosialan, dimensi kesusilaan, dan dimensi keberagaman. Jelaskan implikasi pendidikan dari tiap-tiap dimensi hakikat manusia.
Jelaskan apa hubungan antara sifat hakikat manusia dengan kebutuhan akan pendidikan!

Jawab:
a. Dimensi keindividualan
Setiap manusia di dunia ini memiliki kemampuan dan potensi masing-masing yang berbeda satu sama lainnya. Kerena individualitas inilah mengakibatkan setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat dan daya tahan yang berbeda. Dan tiap individu tersebut selalu ingin untuk mempertahankan kekhasannya sendiri. Di Dalam system pendidikan kita pemerintah ataupun para pelaku pendidikan telah mencoba menerapkan dimensi keindividualan ini dalam praktek pendidkan. Misalnya menurut Peraturan Mentrai nomor 27 tahun 2008 yang mana pada sub bab kompetensi pedagogic diharapkan berdasar pada individualitas. Ujian nasional pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan individualitas dari para siswa yang mana siswa dituntut untuk menyelesaikan permasalahannya sendiri. Dengan memanfaatkan dan mengembangkan individualitas secara baik dan benar maka kempuan individu dapat berkembang secara maksimal tanpa pengaruh pihak luar yang belum tentu lebih baik dari kemampuan pribadi yang dimiliki.
b. Dimensi Kesosialan
Setiap manusia dikarunai kemampuan untuk bergaul. Dan tak ada seorangpun manusia yang mampu hidup sendiri hanya dengan mengembangkan sifat hakikat manusianya. Yang mana setiap orang hanya mampu mengembangkan individualitasnya dalam pergaulan social. Melalui interaksi inilah seorang anak mampu mengembangkan potensi individu yang dimilikinya. Anak menjadi siap untuk memberi dan menerima suatu pendidikan tersebut. Pergaulan social mempermudah anak untuk meng-ekplore potensi yang dimilikinya karena disini anak jadi belajar untuk mengisi satu sama lain namun tetap mempertahankan individualitas yang dimilikinya.
c. Dimensi kesusilaan
Susila umumnya diidentikkan dengan segala macam kebaikan. Manusia susila dikatan sebagai manusia uyang memiliki nilai-nilai, menghayati dan melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam perbuatannya. Implikasi dalam pendidikan adalah bahwa pendidikan kesusilaan menanamkan kesadaran dan kesedian melakukan kewajiban disamping menerima hak pada peserta didik. Seorang pendidik harus berbuat sesuai norma dan nilai yang berlaku begitu juga peserta didik harus melaksanakn nilai susila tersebut sebgai pedoman dalam hidup hal ini diartikan sebagai suatu bentuk kewajiban dan kesadaran untuk mendapatkan hak yang seharusnya diperoleh. Dengan nilai ini seseorang menjadi lebih berhati-hati dalam setiap tindakan yang diperbuatnya. Nilai susila dijadikan acuan untuk mendidik agar menciptakan anak didik yang berkarakter dan berbudipekerti luhur yang baik. Walaupun seseorang memiliki kemapuan yang lebih dari orang-orang sekitarnya namun tidak memiliki susila sama saja artinya kempuan yang dimilikinya tidak diakui oleh orang disekitarnya.
d. Dimensi Keragaman
Tak dapat dipungkiri kita hidup dalam keberagaman yang berbeda. Salah satu contohnya adalah agama, ada berbagai macam kepercayaan namun pada intinya keberagaman tersebut bertujuan untuk melaksanakan kebajikan. Pendidikan agama terkait sikap dan kata hati dari sesorang, hal ini hendaknya ditanamkan oleh orang tua dan keluarga sebagai lingkungan pertama dan utama dari para peserta didik.
Hubungan antara sifat haikat manusia dengan kebutuhan akan pendidikan;
Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Memanusiakan manusia mengandung arti mempersiapkan manusia agar dapat hidup dalam masyarakat secara utuh baik sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk budaya yang beradab.
Hakikat hidup manusia adalah hak terbatas manusia menyusuri waktu. Hak menyusuri waktu ini mulai berlaku ketika ia dilahirkan dan berakhir ketika ia dimatikan. Masalah tunggal manusia dalam penyusuran waktu hidupnya adalah berjumpa dengan masalah.
Sebagai bagian dari sistem pemecahan masalah, otak dan hati manusia tidak dapat langsung bekerja dengan sendirinya. Untuk dapat berfungsi sebagai sitem pemecahan masalah, otak dan hati manusia perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Mempersiapkan otak manusia berarti mengisi otak dengan sistem pengetahuan dan sistem keterampilan. Mempersiapkan hati manusia berarti mengisi hati manusia dengan sistem nilai moral. Disinilah pendidikan berperan untuk mengatasi segala permasalahn yang ada, jadi anatara pendidikan dan sifat hakikat manusia berhubungan erat satu sama lainnya.



2. Mengapa dalam merancang sistem pendidikan nasional perlu mempertimbangkan: 1) landasan filosofis; 2) landasan sosiologis; 3) landasan psikologis; 4) landasan cultural; dan landasan ilmiah dan teknologi?

Jawab :

a) Landasan Filosofis
Landasan filosofis adalah landasan pendidikan yang berdasarkan / bersifat filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai kehidupan dan dunia. Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan merancang sistem pendidikan nasional. Jadi antara pendidikan dan filsafat memiliki kaitan yang sangat erat karena filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut.
b) Landasan Sosiologis
Pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu, bahkan dua generasi yang memungkinkan generasi muda memperkembangkan diri. Landasan sosiologis merupakan landasan yang berkaitan dalam merancang system pendidikan nasional. Lembaga sekolah adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat yang bertujuan agar terciptanya kegiatan lembaga yang sistematis. Dengan demikian, sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial dalam system pendidikan.
c) Landasan Psikologis
Landasan psikologis merupakan landasan yang erat kaitannya dengan system pendidikan nasional, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan peserta didik, merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan, umpama pengetahuan tentang aspek-aspek pribadi, urutan, dari ciri-ciri pertumbuhan setiap aspek dan konsep tentang cara-cara paling tepat untuk mengembangkannya.
d) Landasan Kultural
kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan. Kebudayaan dapat dibentuk, dilestarikan atau dikembangkan karena melalui pendidikan. Baik kebudayaan yang berwujud ideal, atau kelakuan dan tekhnologi dapat diwujudkan dengan proses pendidikan. Maka dari itu landasan kultural merupakan landasan yang berkaitan dalam merancang system pendidikan nasional.

3. Dalam sistem pendidikan di Indonesia kita mengenal jalur pendidikan formal dan jalur pendidikan non-formal.
a. Kemukakan esensi dan karakteristik dari masing-masing jalur pendidikan tersebut!
b. Jelaskan perbedaan-perbedaan dalam penyelenggaraan pendidikan antara jalur pendidikan formal dan jalur pendidikan non-formal, dan kemukakan pula manfaat dari penjaluran pendidikan tersebut.
c. Dalam penuntasan buta aksara dan penuntasan wajib belajar sembilan tahun, pendidikan non-formal memberikan kontribusi yang sangat signifikan. Jelaskan dan beri contoh peran pendidikan non-formal dalam penuntasan buta aksara dan wajar sembilan tahun.

jawaban
a. - Karakterstik system pendidikan formal
Pendidikan formal atau pendidikan persekolahan adalah rangkaian jenjang pendidikan yang telah baku. Mulai dari jenjang TK, SD, SMP, SMA sampai pergutuan tinggi.
- Karakterstik system pendidikan formal
Pendidikan nonformal diselenggarakan untuk mengatasi warga Negara yang tidak sempat atau tidak menyelesaikan pendidikan formal. Pendidikan ini contohnya seperti, paguyuban, sarasehan, kursus-kursus, kejar paket A dan B sampai kepada gerakan PKK dan berbagai macam programnya.
- Karakterstik system pendidikan formal
Pendidikan formal adalah pendidikan yang secara tidak langsung dialami oleh peserta didik yang sifatnya nonformal. Pendidikan ini dapat diperoleh dari keluarga, lingkungan ataupun pergaulan social.
b. Perbedaan penyelenggaraan pendidikan antara antara jalur pendidikan formal dan jalur pendidikan non-formal yaitu :
1. Pendidikan formal berjenjang dan berkesinambungan sedangkan pendidikan non-formal tidak dipersyaratkan berjenjang dan berkesinambungan.
2. Pendidikan formal memiliki aturan yang lebih ketat sedangkan pendidikan non-formal memilki aturan-aturan yang lebih longgar.
3. Pendidikan formal biasanya menggunakan seragam dalam pembelajarannya sedangkan pendidikan non-formal tidak menggunakan seragam atau pakaian khusus.
4. Pendidikan formal berpedoman pada kurikulum yang ditetapkan pemerintah sedangkan pendidikan non-formal tidak berpedoman pada kurikulum yang ditetapkan pemerintah melainkan berdasarkan pada pedoman yang ditetapkan pendidik.
Manfaat jalur pendidikan formal adalah sebagai sarana peserta didik dalam menekuni pendidikan yang berpedoman pada kurikulum sedangkan manfaat jalur pendidikan non-formal sebagai kontribusi masyarakat yang tidak mampu menempuh pendidikan formal sehingga meskipun tidak menempuh pendidikan formal peserta didik tetap dapat terjun ke dunia kerja.
c. Dalam penuntasan buta aksara dan penuntasan wajib belajar Sembilan tahun, pendidikan non-formal menyediakan lingkungan pendidikan masyarakat yang dapat menjadi kontribusi atau jalan keluar bagi masyarakat yang tidak mampu menempuh pendidikan formal. Contohnya adanya kejar paket B dalam penuntasan wajib belajar sembilan tahun dan kini telah ada pendidikan membaca berupa perkumpulan masyarakat yang terdiri dari kaum lasia sebagai upaya penuntasan buta aksara


4. a. Dalam era globalisasi, apakah konsepsi “Tri Pusat Pendidikan” masih relevan?
b. Apakah anda setuju dengan pernyataan “Keluarga adalah institusi pendidikan yang pertama dan utama” Jelaskan jawaban anda!
c. Aspek pendidikan yang mana yang dominan dapat dilakukan atau ditangani oleh: 1) Keluarga, 2) Sekolah, dan 3) Masyarakat
Jelaskan secara komprehensif!

Jawab :

a) tri pusat pendidikan masih relevan, era globalisasi seperti saat ini, dimana kelangsungan hidup masyarakat sangat dipengaruhi oleh iptek. tri pusat pendidikan yang terdiri dari keluarga, sekolah dan masyarakat masih sangat berpengaruh pada pendidikan dan juga kepribadian peserta didik.
b) Keluarga adallah institusi pendidikan yang pertama dan utama, dikarenakan seorang anak ketika baru lahir berada di lingkungan keluarganya dimana komunitas pertama yang bersosialisasi dengan anak yang baru lahir. Sehingga seorang anak secara langsung mendapatkan pendidikan yang pertama dari lingkungan keluarganya. Dalam keluargalah kepribadian seorang anak dibentuk. Dimana pendidikannya meliputi moral dan susila, dimana pendidikan ini lah yang dikatakan utama.
c) Keluarga :
Aspek yang dominan dalam lingkungan keluarga adalah aspek pembentukan kepribadian dari anak tersebut. karena watak dan kepribadian seorang anak dibentuk dikeluarga. Di sini seorang anak akan belajar mengenali dirinya sendiri dan akan di bentuk pia karakteristik dari seorang anak di dalam keluarga.
Sekolah :
dalam sekolah aspek-aspek yang dominan adalah aspek pembudayaan, penguasaan pengetahuan dan keterampilan. Seperti yang kita ketahui sekolah adalah tempat seorang anak dapat bertemu dengan rekan rekan sebayanya. Sekolah merupakan tempat pembelajaran bagi seorang anak, baik pembelajaran dari segi pendidikan atau pun keterampilan-keterampilan. Sehingga dari sekolah seorang anak akan mendapat pengetahuan yang penting bagi masa depannya suatu saat nanti.
Masyarakat :
Aspek yang paling menonjol dalam masyarakat adalah aspek kebudayaan, walaupun di dalam masyarakat seorang anak juga mendapatkan pendidikan namum aspek kebudayaan di dalam masyarakat paling dominan dibandingkan aspek-aspek yang lain. Hal terpenting yang dapat di pelajari oleh seorang anak di masyarakat adalah kebudayaan bersosialisasi. Karena seperti yang kita ketahui manusia tidak dapat hidup sendiri dan memerlukan sosialisasi dengan orang lain.

5. a. Kecenderungan globalisasi, perkembangan IPTEKS yang sangat cepat, dan perkembangan arus informasi yang semakin cepat dan padat sangat menentukan sosok masyarakat masa depan. Sehubungan dengan hal itu, jelaskan bagaimana pendidikan itu harus dirancang untuk mengantisipasi masyarakat masa depan?
b. Kemukakan karakteristik manusia masa depan (manusia modern), dan jelaskan bagaimana pendidikan itu didisain untuk membangun manusia masa depan?

Jawab :

a) sesuai dengan perkembangan IPTEKS yang sangat cepat. Masyarakat perlu beradaptasi untuk mengimbangi kecepatan perkembangan IPTEKS agar tidak menjadi masyarakat yang tertinggal. Disini pendidikan sangat diperlukan agar dalam perkembangan tersebut masyarakat masa depan tidak mudah terpengaruh ke arah perkembangan yang negative. Karena perkembangan IPTEKS tersebut ada yang bersifat positif dan negative, dimana perkembangan yang negatif tersebut sangat mudah merusak masyarakat masa depan sementara perkembangannya yang positive lah yang dapat mengembangkan kualitas hidup manusia menjadi lebih baik.

b) karakteristik manusia masa depan (manusia modern) :
1. Netralitas efektif yaitu bersikap netral, bahkan dapat menuju sikap tidak memperhatikan orang lain / lingkungan.
2. Orientasi diri yaitu lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri.
3. Universalisme yaitu menerima segala sesuatu dengan obyektif.
4. Prestasi yaitu masyarakatnya suka mengejar prestasi.
5. Spesifitas yaitu berterus terang dalam mengungkapkan segala sesuatu.
Pendidikan yang didesain untuk membangun masa depan adalah pendidikan
Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi tantangan zaman yang mampu think globally but act locally. Pendidikan didessain untuk mengikuti alur perubahan yang akan terjadi serta dilakukann pengembangan-pengembangan diberbagai aspek pendidikan untuk mengikuti arus perkembangan masa depan yang telah hadir didepan mata. Sehingga masyarakat masa depan mampu beradaptasi dengan perkembangan IPTEKS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar